topbella

Minggu, 18 Oktober 2009

about secondhand serenade

John Vesely, who it is said has the vocal range of an 80s hair band, and looks to rival Elvis, wandered through life, from band to band, finding that he could never settle with just one. Then in the summer of 2004, John decided to do it his own way and go solo.

To distinguish himself from the typical singer/songwriter, John adopts the name Secondhand Serenade - a name with far fewer limits than "John". The name Secondhand Serenade allows him to be free to do whatever he feels like, from a solo performance to ten musicians on stage at once.

Secondhand Serenade took off like John couldn't believe - the crowd at live shows and an ever increasing online presence (not least his MySpace page, with a massive 140,000+ friends) prompted him to release his debut album, Awake.

Perfectionist that he is, the studio was top of the range, and John produced the entire ten tracks himself. John not only organised the recording, but everything down to the performances and packaging. And all of this without any label backing.

All of this care and attention paid off, with album sales rocketing and single releases, such as Maybe, doing well on popular radio stations.

A recording contract is now a possibility, but until that day, Secondhand Serenade will continue to independently prosper.

VIVAnews - Salah satu artis yang memeriahkan festival musik rock, Java Rockin Land, Sabtu 8 Agustus 2009 lalu adalah Secondhand Serenade.

Mungkin terdengar seperti sebuah nama band, tetapi sebenarnya Secondhand Serenade merupakan proyek solo yang dikerjakan oleh John Vesely.

John membangun Secondhand Serenade tahun 2004 lalu di California, Amerika Serikat. Pertama kali, ia mempromosikan musik-musiknya yang berbau cinta melalui laman MySpace. Dari laman tersebut, banyak orang yang menyukai musiknya yang saat itu masih berformat akustik. Baru pada tahun 2008, melalui album “A Twist in My Story” Vesely merekam lagunya dalam format "full band".

"Dalam pembuatan album ini, saya sangat menikmati proses perkembangan dalam hal bermusik. Perkembangan dari musik akustik ke full band tentunya harus melakukan banyak penyesuaian. Bagi saya itu merupakan perjalanan seru," kata John saat ditemui di Hotel Borobudur, Sabtu 9 Agustus 2009.

Album pertama Secondhand Serenade ini diproduseri oleh Danny Lohner dan Butch Walker, yang juga menangani Avril dan All American Rejects. Lagu-lagunya didominasi tema percintaan dengan nuansa musik serta permainan liriknya cukup mirip seperti Dashboard Confessional. Dalam hal bermusik, John mengaku mendapatkan inspirasi dari banyak hal.

"Inspirasi dalam bermusik tidak hanya saya dapatkan dari satu hal saja. Bisa berupa suasana hati, keadaan sekitar, isu yang sedang beredar. Jadi, banyak hal yang mempengaruhi cara saya bermusik dan itu bisa membuat musik saya lebih "kaya"," kata John.

Saat ditanya bagaimana perasaannya saat diundang untuk terlibat Java Rockin Land 2009 ini, John merasa senang dan bangga. "Ini pertama kali saya datang ke Indonesia, saya merasa sangat senang. Apalagi, saya dengar ini adalah festival rock internasional pertama di Indonesia, siapapun musisi yang terlibat pasti akan merasa bangga," kata John.

Suasana Jakarta pasca peledakan bom, ternyata tidak membuat John merasa takut atau khawatir. "Saya tidak takut untuk datang ke Jakarta. Setiap negara memiliki isu masing-masing termasuk negara saya. Saya yakin hal itu tidak akan mempengaruhi event yang akan digelar ini, karena kita semua akan bersatu atas nama musik," kata John

Pengikut

ticks. Diberdayakan oleh Blogger.

ma bibliotheque

About Me

Foto saya
nothing special , hanya seorang cewek ga punya kerjaan yang sukanya tidur , ngenet , and nonton drama asia(of course)
 
ma vie© Diseƃ±ado por: Compartidisimo